REINKARNASI adalah “lahir kembali” atau “kelahiran semula”, Reinkarnasi merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan dilahirkan adalah JIWA yang berasal dari KARMA Hasil tindakan kehidupan masa lalu, kedalam bentuk tubuh yang lain agar punya kesempatan mempertanggung jawabkan pada kehidupan saat ini sebagai Yaasiin/3679 Allah berfirman “Katakanlah “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali pertama/ADAM”.Maka reinkarnasi juga dapat disebut kelahiran kembali, kebangkitan atau sebagian besar umat Islam agaknya tidak mempercayai adanya reinkarnasi ini, hanya karena perbedaan diksi Kebangkitan atau maksud dari Reinkarnasi adalah untuk mempertanggung jawabkan atas tindakan dari buah pikiran, lisan dan perbuatan masa lampau sehingga “Karma, Nasib dan Takdir Baik Buruk” merupakan kata yang berbeda namun mempunyai makna yang sama, yakni berhubungan dengan tindakan masa lalu, masa saat ini dan masa yang akan datang. Mari simak argumentasi yang mengagumkan dengan menggunakan bahasa singkat, penjelasan yang gamblang, sehingga seseorang tidak akan ragu terhadap Kebangkitan atau Kiamat atau juga disebut REINKARNASI. Para ulama sufisme berpandangan sama dalam memberikan gambaran mengenai hari kebangkitan, mereka menyatakan bahwaTubuh manusia berubah dari suatu keadaan kepada keadaan lainnya,Kemudian dikubur dan menjadi tanah, lalu Allah menghidupkannya ini seperti perubahan pada awal penciptaan manusia, berasal dari•setetes mani,•kemudian segumpal darah,•lalu segumpal daging,•kemudian menjadi tulang yang dibungkus oleh daging,•maka lahir/hidup kembali jadilah makhluk dalam bentuk lain yang sempurna. Begitu pula dengan proses kebangkitan atau disebut Reinkarnasi, Allah mengembalikan bentuk manusia setelah semua hancur luluh. Tidak ada yang tersisa kecuali tulang pangkal ekor, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Nabi , bahwa beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda“Setiap manusia akan hancur jasadnya, kecuali pangkal ekor. Darinyalah manusia tercipta dan darinyalah tersusun rangkaian jasadnya”. Betapa banyak dalil-dalil dalam al Qur`an yang menjelaskan hari kebangkitan sebagaimana Allah berfirman;~ QS Al-Hajj 5-7,~ QS Al-Mu’minun 12-16, Kisah Ashabul Kahfi yang wafat/tidur selama 309 tahun/QS Al-Kahfi Nabi Adam Turun ke bumi dalam QS Al-A’raf/725 “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu pula kamu akan dibangkitkan”.Kisah Nabi Yahya dalamQS Maryam/1933 Allah berfirman; Dan kesejahteraan dari Allah semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup Nuh AS dalam QS Nuh/7117-18 Allah berfirman;”Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu daripadanya pada hari kiamat dengan Nabi Ibrahim dalam QS Asy-Syu’ara/2682 Allah berfirman…dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat. Lihat juga firman Allah dalam Ibrahim/14 ayat 41 dan al Baqarah/2 260.Kisah Nabi Musa yang diselamatkan dalam QS At-Thaha/20 15-16 Allah berfirman”Sesungguhnya hari Kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan waktunya agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi salah seorang dariKeluarga kerajaan Fir’aun yang beriman kepada Nabi Musa mengetahui hari kebangkitan, sebagaimana Allah kisahkan dalam QS Ghafir/4032-46. Allah juga melukiskan tentang terjadinya reinkarnasi/kebangkitan dalaQS Al-Baqarah/2 28 Allah berfirmanMengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati pernah mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?.QS Al-Baqarah/256 Allah berfirman“Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu Al-Baqarah/273 Allah berfirmanDemikianlah Allah menghidupkan kembali “orang-orang yang telah mati”, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu Al-An’aam/6122 Allah berfirman”Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka Al-Ahqaaf/4633 Allah berfirman”Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya bahkan sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala Al-Waaqi’ah/5660-61 Allah berfirman60; ”Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,61; ”Untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu dalam dunia dan menciptakan kamu kelak dalam keadaan yang tidak kamu Al-Infiithaar/826-8 Allah berfirman6; “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu berbuat durhaka terhadap Tuhanmu Yang Maha Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan susunan tubuhmu seimbang,8; “Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun An-Nahl/1670 Allah berfirman”Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa Juga firman Allah ketika menceritakan dan menjawab perkataan Iblis dalamQS As-Shaad/3879-81 Allah berfirman “Ya Tuhanku, berilah tangguh aku sampai hari mereka dibangkitkan. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya hari Kiamat. Tentang terjadinya hari kebangkitan ini; dibebankan kepada para rasul untuk menjelaskan kepada kaumnya, sebagaimana nampak dari pertanyaan para malaikat penjaga neraka terhadap penghuni neraka. Yaitu dalamQS Az Zumar/3971 Allah berfirman”Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu, dibukakanlah pintu-pintunya, dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab,”Benar telah datang,” tetapi telah pasti berlaku ketetapan adzab terhadap orang-orang yang kafir”. Demikian pengakuan sekelompok orang kafir yang dicampakkan ke dalam neraka Jahannam. Mereka mengakui bahwa para rasul telah memperingatkan mereka ketika di dunia tentang hari kebangkitan yang akan mereka jumpai serta hukuman bagi orang-orang yang telah berbuat dosa di dunia. Begitu pula rasul terakhir, yaitu Muhammad Rasululah n telah menjelaskannya. Banyak ayat-ayat al Qur`an yang menyebutkan janji dan ancaman itu. Dengan demikian, terbantahlah pernyataan dusta para salaf yang menolak keberadaan hari kebangkitan dengan mengatakan hanya khayalan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam semata, sebab para rasul sebelum beliau Shallallahu alaihi wa sallam juga telah mengingatkan umat mereka tentang hal ini. BAGAIMANA DILAHIRKAN KEMBALI SETELAH JADI TULANG BERULANG?Ada lontaran-lontaran klasik yang dimunculkan untuk membuat rancu atau melemahkan keyakinan orang yang memang sudah lemah. Lontaran ini ini berbentuk pertanyaan, namun bukan untuk mencari tahu, namun sebagai antara pertanyaan itu, mungkinkah manusia akan dibangkitkan dan hidup kembali setelah menjadi tulang belulang yang berserakan? Siapakah yang akan mampu melakukannya? KAPANKAH AKAN TERJADI KEBANGKITAN/REINKARNASI? Semua pertanyaan-pertanyaan itu telah dijawab oleh Allah Azza wa Jalla dengan jawaban singkat tapi sangat Al-Isra/1749-52 Allah berfirman49; ”Dan mereka berkata “Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?”,50; Katakanlah “Jadilah kamu sekalian batu atau besi,51; atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin hidup menurut pikiranmu”. Maka mereka akan bertanya “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah “Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama”. Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata“Kapan itu akan terjadi?” Katakanlah “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat”,52; yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhiNya sambil memujiNya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam di dalam kubur kecuali sebentar dalam QS Al-Isra/1798 Allah berfirman”Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?”. Allah juga berfirman dalam; QS Yaa Siin/36 68;”Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya. Maka apakah mereka tidak memikirkan?QS Yaasiin/3678“Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya, ia berkata;“Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?”. Selanjutnya sampai akhir surat. Apabila ada orang yang paling pandai, paling fasih serta paling lihai dalam menjelaskan sesuatu, berkeinginan mendatangkan argumentasi yang lebih baik dari ini atau yang sebanding dengannya, baik dari segi lafazhnya yang singkat maupun dari segi peletakkan dalil serta melemahkan argumentasi lawan, maka ia tidak akan mampu menandingi firman Allah ini. Allah memulai pemaparan argumentasi ini dengan membawakan sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh para pembangkang, dan pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban. Maka firman Allah yang artinya “…dan dia lupa kepada kejadiannya,” merupakan bantahan sangat telak, yang mengandung jawaban sempurna, menegakkan hujjah dan telah menghilangkan syubhat mereka. Meskipun itu sudah cukup menjadi jawaban, namun Allah Azza wa Jalla hendak memberikan jawaban penguat. QS Yaasiin/3679 Allah berfirman “Katakanlah “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali pertama”. – dalam ayat ini, Allah menjadikan kemampuanNya untuk menciptakan manusia pertama kali sebagai hujjah dalam menjelaskan kemampuanNya mengembalikan manusia ke wujud aslinya setelah menjadi tulang-belulang yang berantakan. Karena setiap orang yang berakal pasti mengetahui, apabila “Allah mampu menciptakan manusia untuk kali yang pertama”, maka Dia tentu lebih mampu membangkitkan manusia setelah matinya. Penciptaan suatu makhluk, harus memenuhi syarat-syarat berikut. Yang pertama, kemampuan pencipta atas makhluknya dan pengetahuan pencipta secara rinci tentang makhluknya. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla sebagai sang pencipta menyatakan;QS Yaasiin/3679 Allah berfirman”Dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk”. Apabila ilmu dan kemampuan Allah Maha Sempurna, bagaimana mungkin Allah Azza wa Jalla dinyatakan tidak mampu untuk menghidupkan kembali tulang-belulang yang telah hancur luluh?! Kemudian Allah Azza wa Jalla memberikan dalil yang lebih kuat sebagai jawaban terhadap pertanyaan pembangkang lainnya “Tulang-belulang yang telah hancur luluh, kembali kepada tabi’at aslinya, yaitu dingin lagi kering. Sedangkan kehidupan itu harus mencakup tabi’at yang panas api serta basah air, yang menunjukkan adanya tanda-tanda kebangkitan”. Menjawab pertanyaan tersebut, dapat dibawakan dalamQS Yaasiin/3680 Allah berfirman”Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan api dari kayu tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang kemampuanNya mengeluar unsur panas yang sangat dari kayu hijau yang basah. Maka Dzat yaitu Allah yang dapat mengeluarkan sesuatu unsur yang kontra dengan asalnya, yang seluruh materi makhluk dan seluruh unsur-unsurnya tunduk kepadaNya, tidak pernah membangkang, Dzat inilah yang melakukan apa yang diingkari oleh para pembangkang tersebut berupa menghidupkan kembali tulang-belulang yang berserakan. Kemudian Allah Ta’ala lebih menekankan lagi dengan dalil yang sangat kuat, bahwa Allah mampu menciptakan makhluk yang jauh lebih besar, apalagi makhluk yang di bawahnya. Setiap orang yang berakal akan mengetahui, apabila Allah mampu menciptakan makhluk yang sangat besar, maka dengan mudah Dia dapat menciptakan makhluk di bawahnya atau yang lebih dalamQS Yaasiin/3681 Allah berfirman”Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu?”. Langit dan bumi merupakan makhluk yang sangat besar, sangat luas dan pada kedua makhluk ini terdapat berbagai keindahan mengagumkan. Kalau langit dan bumi seperti itu saja mampu diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla , maka untuk menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh, serta mengembalikannya kepada bentuk semula, tentu Allah lebih mampu. Karena itu lebih ringan. Lalu Allah Azza wa Jalla lebih menekankan lagi, bahwa perbuatanNya tidak sama dengan perbuatan makhlukNya yang memerlukan alat-alat, biaya, tenaga dan tentu tidak mungkin sendirian. Ini semua tidak berlaku bagi Allah. Apabila Allah Azza wa Jalla menginginkan sesuatu, Dia cukup mengucapkan “Kun” jadilah, maka tercipta dan terjadilah yang Allah Azza wa Jalla menutup argumentasi di atas dengan mengabarkan, bahwa seluruh alam semesta ada di tanganNya. Dia-lah yang mengatur seluruhnya, karena semuanya kembali kepadaNya -Yasin/36 ayat 83. Untuk yang demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirmanQS Al-Qiyamah/7536-40 36; Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggung jawaban?37; Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan ke dalam rahim,38; Kemudian mani itu menjadi sesuatu melekat darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,39; Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan Bukankah Allah yang berbuat demikian berkuasa pula menghidupkan orang mati?”. Allah Azza wa Jalla tidak meninggalkan bagai bayang-bayang yang tidak pernah meninggalkan tindakanya, makhluk ciptaanNya begitu saja tanpa perintah dan larangan, tanpa pahala dan hukuman. Hikmah Allah sangat bertolak belakang dengan penolakan itu. QS Al-Mu’minun/23 115 Allah berfirman “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”. HUKUM BAGI MUSLIM YANG TIDAK PERCAYA HARI KEBANGKITAN ATAU REINKARNASI QS Al-Maa’idah/5 60 Allah Berfirman ”Katakanlah “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari orang-orang fasik itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi dan orang yang menyembah thaghut ?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang Al-A’raaf/7 166“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya “Jadilah kamu kera yang hina”.QS Tha-ha/20 124Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.QS An-Naml/2782 Allah berfirman“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat kami”. Wallahu a’lamReferensi tambahanSumber Syarah al Aqidah ath-Thahawiyah, Ibnu Abi al Izz ad-Dimasyqy, Daar Alamil Kutub, Riyadh, Cetakan III, 1997, halaman 589-598.Sekian dan Terimakasih.
penulis akan mengupas dan mengkaji tentang Nasionalisme dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai respon penolakan dan upaya untuk menepis anggapan sementara orang dari sebagian kelompok umat islam yang berasumsi bahwa Nasionalisme tidak ada dalilnya, atau tidak ada landasannya dalam islam. B. Pembahasan 1. Nasionalisme dalam Islam
Alquran dan hadits adalah sumber pedoman hidup, dan sumber hukum dan ajaran islam tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Alquran adalah sumber pertama dan utama yang mengandung banyak ajaran umum. Oleh karena itu, Hadits sebagai sumber ajaran kedua dapat menjelaskan keumuman dari Al-Qur’an itu sendiri. Fungsi tersebut antara lain menjelaskan isi dan menerapkan metode pengajaran yang masih bersifat luas bagi manusia. Sebagai pedoman hidup, Alquran adalah pedoman bagi seluruh umat manusia. Shihab menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan tuntunan adalah tuntunan agama atau hukum Islam, yaitu aturan yang mengatur dunia dan keselamatan hidup di masa yang akan datang. Aturannya adalah arah jalan yang secara linguistik berasal dari istilah "qara'a-yaqra'u-qira'atan-Quran", yang merupakan sesuatu yang dibaca atau dinarasikan. Pada saat yang sama, dari segi terminologi, adalah Kalamullah yang diutus kepada Nabi Muhammad yang sampai kepada kita secara mutawatir atau berangsur-angsur dan membacanya bisa berfungsi sebagai ibadah. Secara etimologis, Hadits berasal dari kata حدث – يحدث yang berarti al-jadid "hal baru" atau khabar "berita". Atau Hadits juga bisa diartikan sebagai “pernyataan, perbuatan, persetujuan diam-diam atau sifat Nabi Muhammad SAW”.Al-Quran dan hadits adalah aturan hidup dan sumber dari semua hukum yang harus diikuti dalam hidup. Aturan, opini, dan perilaku apa pun tidak boleh bertentangan dengan Alquran dan hadits. Jika ada perbedaan pendapat di antara umat Islam, termasuk para ulama, mereka harus kembali ke Alquran dan hadits untuk mencegah umat Islam saling menuduh dan bertentangan. Alquran dan Hadis sebagai pedoman hidup memberikan gambaran lengkap tentang aturan hidup manusia yang dapat menciptakan kehidupan yang nyaman, bahagia dan sejahtera. Aturan yang paling mendasar adalah bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan agama, agama Allah, jiwa hidup, akal, keturunan, dan harta praktiknya, para ulama meyakini bahwa Alquran adalah yang utama dan hadits adalah yang kedua. Kesepakatan tersebut didasarkan pada Alquran sebagai firman Allah, dan Hadits berasal dari Nabi, yang merupakan makhluk atau hamba Allah, meskipun ia memiliki beberapa kelebihan khusus lainnya. Kesepakatan mengenai kedudukan tersebut mengacu kepada perkataan Nabi kepada Muadz bin Jabal sebagaimana berikut;“Rasulullah SAW bersabda kepada Mu’adz bin Jabal Bagaimana kamu akan memutuskan perkara jika dihadapkan pada suatu persoalan hukum? Mu’adz menjawab saya akan memutuskannya berdasarkan kitab Allah al-Qur’an. Rasulullah bersabda jika kamu tidak menjumpainya dalam al-Qur’an?. Mu’adz menjawab maka berdasarkan pada sunnah Rasul. Rasulullah bersabda jika tidak menjumpainya juga dalam sunnah Rasul? Muadz menjawab saya akan berijtihad berdasarkan akal pikiran saya.” HR Imam Abu DawudMelihat dialog yang disebutkan di atas antara Nabi dan Muadz, dapat dimengerti bahwa itu sumber hukum yang utama adalah Al-Quran dan kemudian hadits. Dialog tersebut juga diperlukan bagi mujtahid, jika ingin merujuk sebuah hukum harus dilakukan di bawah tuntunan Alquran sebelum mengambil pedoman dari hadits nabi, tetapi jika tidak ditemukan juga maka diperbolehkan mengambil dari hadits islam memandang Alquran dan hadits sebagai pedoman hidup yang dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hal beribadah, kehidupan berkeluarga, kegiatan ekonomi/berdagang, hubungan dengan Allah hablumminallah, hubungan dengan manusia hablumminannas, hingga dalam adab dalam menuntut ilmu. Sehingga dengan berpegang teguh dengan keduanya, kita tidak akan tersesat selama-lamanya.
1 Bayan Taqrir (memperjelas isi Al Quran) Fungsi Hadist sebagai bayan taqrir berarti memperkuat isi dari Alquran. Sebagai contoh hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim terkait perintah berwudhu, yakni: “Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima shalat seseorang yang berhadats sampai ia berwudhu” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)
QuoteCovernya cek saja di [url] Pernakah anda melihat seorang bayi dilahirkan dalam kondisi cacat?, ada juga yang dilahirkan dalam kondisi idiot ? bahkan jika lihat tayangan di TV, banyak sekali kisah-kisah sedih dan pilu yang dialami manusia. Ada anak yang dilahirkan seperti monyet, ada bayi yang bentuknya seperti katak. Ada satu keluarga yang kena lumpuh semua, satu keluarga terkena gila semua, ada juga orang yang baik dan taat beribadah tapi hidupnya susah dan banyak menderita, sedangkan satu sisi banyak orang yang kaya, mewah tapi hidupnya hanya untuk foya-foya, berjudi, minum, maksiat dan narkoba? Dimanakah letak keadilan Tuhan? apakah semua ini takdir? apakah semua ini nasib?. Dibalik kisah-kisah yang sedih tersebut juga terdapat kisah-kisah unik dan ajaib, ada anak yang berusia 10 tahun sudah mahir memainkan wayang/mendalang, ada juga anak yang masih kecil, tapi pandai mengobati penyakit orang, padalah dia tidak pernah belajar. Sekarang banyak penyanyi cilik yang tampil mahir di atas pentas hiburan, padahal jika orang dewasa butuh waktu yang lama untuk mempelajari. Seorang anak sudah mahir main drum, ada juga yang ahli dalam bidang computer dan ahli kimia. Apakah semua itu bakat dan potensi? Apakah semua itu takdir atau kehendak Tuhan? Bagi yang belum faham tentang reinkarnai dan hukum karma sepakat menjawab bahwa semua di atas terjadi karena takdir Tuhan, bagi yang hidupnya menderita dan cacat. Sedangkan bagi yang mempunyai kelebihan itu semua juga anugerah Tuhan dan bakat atau potensi anak tersebut. Lalu dimanakah letak keadilan Tuhan? Apakah di akherat? Untuk apa menanti keadilan di sana padahal kita hidup di dunia. Semua jawaban-jawaban di atas masih kurang lengkap dan memuaskan. Reinkarnsai adalah merupakan salah satu jawaban yang sangat jelas, orang-orang yang dilahirkan dalam kondisi cacat fisik dan mental karena dalam kehidupan dahulu, mereka suka berbuat jahat pada orang lain dan suka merusak otak mereka sendiri dengan mengkonsumsi alkohol dan sejenisnya. Sedangkan bagi mereka yang mendapatkan potensi atau kelebihan pada kehidupan sekarang ini, karena kehidupan pada masa lalunya mereka banyak berbuat baik, dan mereka memang ahli dalam bidangnya. Sehingga ketika dilahirkan kembali kemampuan dan kecerdasanya teringat kembali atau oleh ahli psikologi disebut dengan bakat atau potensi, maka dalam waktu sebentar mereka menjadi orang yang terkenal. Reinkarnasi juga menjawab sebuah kejadian yang sering kita lihat, yaitu tentang orang yang hidupnya saat ini sering berbuat jahat, maksiat, tetapi hidupnya beruntung mempunyai harta benda yang banyak, bahkan sebagian jadi pejabat. Begitu juga orang yang hidupnya saat ini banyak berbuat baik, taat beribadah, dan suka membantu orang lain, tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak mengalami penderitaan, antara lain miskin, terhina dan selalu disiksa orang. Mereka yang selalu berbuat jahat tetapi hidupnya selalu beruntung, dia mendapat karma/balasan baiknya pada masa kehidupan sebelumnya. Demikian pula sebaliknya, orang yang selalu menderita padahal taat beribadah, dia mendapatkan balasan buruk dari perbuatan pada kehidupan masa lalunya. Setiap karma tentu ada akibatnya, baik enak atau tidak enak. Karma baik menghasilkan yang baik, karma buruk menghasilkan yang buruk. Kelahiran/reinkarnasi adalah akibat karma yang dilakukan sebelum kematian. Jadi takdir yang menentukan adalah manusianya sendiri. Allah Maha Suci, Maha Adil dan bijaksana, Allah tidak bakal menciptakan manusia yang cacat dan tidak sempurna, Allah tidak bakal menjadikan manusia sebagai penjahat, koruptor, suka maksiat dan sebagainya padahal mereka nanti dimintai pertanggung jawaban. Allah menentukan takdir manusia ketika janin dalam kandungan sesuai dengan jejak rekam kehidupan sebelumnya. Andai kata orang jahat itu memang takdir dari Allah, maka orang itu nanti jika masuk neraka bisa-bisa mendemo Allah, karena semua perbuatan yang dilakukan di dunia ini adalah ketentuan Allah, lalu mengapa setelah melakukan semua ketentuan tersebut malah dimasukan ke Neraka ? Begitu pula sebaliknya orang yang ditakdirkan masuk surga, maka ia akan santai dan malas dalam beribadah, bukankah semua sudah ditentukan? Masalah-masalah seperti ini sering terjadi di masyarakat, akhirnya sebagaian masyarakat mudah menyerah atau ini sudah takdir. Inilah kelemahan bangsa Indonesia, dan umumnya kaum muslimin di dunia. Jika anda ingin menjadi orang yang mulia maka berbuatlah amal yang mulia jika anda melakukan perbuatan nista maka anda akan menjadi orang yang terhina. Allah hanya melihat dan menyaksikan dan mencatat apa yang anda kerjakan, dan hasilnya juga akan dikembalikan kepada manusianya sendiri, itulah keadilan Ilahi. Masalah di atas hanya bisa dipecahkan dan terjawab dalam konsep reinkarnasi. Benarkah dalam Islam terutama di al-Qur'an dan al-Hadits tidak pernah dibahas tentang reinkarnasi? Buku yang anda baca ini, adalah sebuah upaya untuk menjelaskan tentang keyakinan Reinkarnasi, dengan rujukan-rujukan ayat dan hadits, dan ternyata dalam Islam-pun kaya tentang pengetahuan kelahiran kembali dan proses perjalanan jiwa untuk mencapai pulang kembali kepada Allah. Pada awalnya buku ini penulis susun sangat tebal sekali, kemudian penulis bagi dua, bagian pertama dan bagian kedua. Buku yang anda baca ini adalah bagian yang pertama, sedangkan bagian keduanya dalam bentuk buku lain Penulis menyadari akan kekurangan dalam buku ini, oleh sebab itu bagi para pembaca yang budiman apabila menjumpai kekurangan dan kekhilafan dalam buku ini, sudilah kiranya untuk membetulkan dan memberi saran kritik yang membangun. Semoga semua mahkhluk diberi cahaya oleh Allah. Daftar Isi Kaligrafi i Halaman Judul ii Kata Mutiara iv Daftar Isi v Kata Pengantar xi BAB 1 REINKARNASI 1 Pengertian Reinkarnasi 1 Reinkarnasi dalam Agama Hindu 2 Reinkarnasi Dalam Agama Buddha 6 Reinkarnasi Dalam Pandangan Filsafat- Yunani Kuno 9 Proses Reinkarnasi 11 Surga Neraka Dalam Agama Hindu- Buddha 12 Surga Neraka Dalam Agama Hindu 12 1. Surga Dalam Agama Hindu 12 2. Neraka Dalam Agama Hindu 13 Surga Neraka Dalam Agama Buddha 17 1. Surga Dalam Agama Buddha 17 2. Macam-macam Neraka Dalam - Agama Buddha 20 BAB 2 K I T A BERASAL DARI ALLAH DAN KEMBALI KEPADA ALLAH 30 Surga Dan Neraka Adalah Terminal Sementara 27 Adzab di Neraka Tidak Kekal 32 Kenikmatan Tertinggi di Surga 44 Tujuan Hidup Manusia Untuk Kembali Kepada - Allah 47 BAB 3 TIDAK SETIAP BAYI DILAHIRKAN DALAM KONDISI SUCI 51 Setiap Bayi Yang lahir Adalah Fitrah ? 51 Anak Soleh Vs. Anak Durhaka 57 Anak Hasil Illegal Lahir 62 Bayi Wajib Zakat Fitrah 68 Fenomenan Anak Indigo 70 BAB 4 AL-MASKHU REIKARNASI DALAM ISLAM 75 Pengertian Al-Maskhu 75 Dalil Al-Maskhu Reinkarnasi 77 Kisah Ashhabu Sabt 81 Perbedaan Ulama Tentang al-Maskhu 86 Reinkarnasi al-maskh Pasti Terjadi 91 BAB 5 MAHLUK YANG MENGALAMI REINKARNASI 91 Makhluk Yang Menerima Syariat 91 1. Manusia 98 2. Makhluk Jin 99 Waktu Terjadinya Reinkarnasi 102 1. Reingkarnasi Ketika Masih Hidup 102 2. Reinkarnasi Jenazahnya Berubah 103 3. Reinkarnasi Di alam Kubur Barzakh 104 4. Reinkarnasi di Akherat Surga-Neraka 106 5. Reinkarnasi Dilahirkan Kembali Ke Dunia 108 Reinkarnasi Bisa Terjadi dimana Saja 111 BAB 6 SABDA SANG BUDDHA & NABI MUHAMMAD TENTANG REINKARNASI 115 Sabda Sang Buddha Tentang Reinkarnasi 115 Sabda Nabi Muhammad Tentang Reinkarnasi 123 BAB 7 PROSES REINKARNASI 131 Nabi Adam Bukan Manusia Pertama 131 Sebelum Nabi Adam ada Adam-Adam lain 134 Proses Terjadinya Reinkarnasi 138 BAB8 REINKARNASI MANUSIA MENJADI POHON 144 Tumbuhan Memiliki Jiwa 145 Sayuran dan Buah-Buahan Bisa Menjerit Ketika - Dipotong 147 Pohon Kurma yang Menangis 148 Pohon Minta Syafaat Pada Nabi saw. 149 Mendengar dzikir Nabi, sebuah pohon Kurma - Menangis 151 BAB 9 REINKARNASI MANUSIA MENJADI BATU ATAU BESI 154 Zina di Kabah Dirubah Menjadi Batu Soffa dan Marwah 156 Umat Nabi Musa as. Dikutuk Jadi Batu 158 Untaian Salam Batu Aneh 161 Batu Bisa Berbicara 163 BAB 10 REINKARNASI MENJADI HEWAN 167 Mendahului Imam dirubah menjadi Keledai 168 Meninggalkan Sholat Matinya Jadi Babi Hutan 172 Reinkarnasi Menjadi Belut 174 Reinkarnasi Menjadi Tikus 177 BAB 11REINKARNASI MENJADI 13 BENTUK HEWAN 180 Tiga Belas Bentuk Reinkarnasi Jadi Hewan 181 Reinkarnasi Menjadi Kera dan Babi 187 Malam Manusia Pagi Harinya Jadi Kera - dan Babi 188 Reinkarnasi Jadi Babi dan Kera Sampai Qiyamat 189 Ummat Nabi Isa Dirubah Menjadi Kera dan -Babi 190 Tidak Ikut Hijrah Matinya Dikumpulkan Bersama Babi dan Kera. 192 Minum Khomer Direinkarnasi Jadi babi 192 Kaum Khawarij Direinkarnasi Jadi Babi dan Anjing 194 Kaum Qodariyah Direinkarnasi Jadi Babi dan Anjing 195 BAB 12 REINKARNASI MENJADI CECAK 199 Kenapa Cicak Dijuluki Fuwaisiqo 202 Manusia Yang DiJuluki Cecak Oleh Nabi 205 BAB 13 REINKARNASI JIN 210 Ular adalah Reinkarnasi Dari Jin 210 Setan Reinkarnasi Menjadi Anjing Hitam 216 Laba-laba adalah Reikarnasi Syetan 220 BAB 14 REINKARNASI MANUSIA CACAT DAN BERPENYAKITAN 223 Dosa Di Dunia Lahir Cacat Di Kehidupan Berikutnya 223 Reinkarnasi Cacat dan Berpenyakitan 234 Sakit Adalah Penebus Dosa 243 BAB 15 REINKARNASI MENJADI MALAIKAT 244 Menjelma Menjadi Manusia 244 Manusia Berinkarnasi Menjadi Malaikat 247 Daftar Pustaka 254 Harga 65 ribu, belum termasuk ongkos kirim Pasti anda tertarik dengan buku ini, silakahkan hubungi 1. sejatidiri 2. No Hp. 081336504540 lebih detail klikdisini 25-09-2012 1040 nyimak ganQuoteIJIN NITIP LAPAK YAH GAN Malu Dengan Bentuk Tubuhmu?? Ingin punya tubuh SEKSI? Ini Solusinya ! KLIK INI-> [url] dihisabklo udah kiamat dst... ga ada istilah dalam islam klo mati mereka dilahirkan kembali jadi orang yg lebih baik/lebih buruk Bener broo.. HATI-HATI Pengaburan agama. ane anjurin, beli qur'an plus terjemahan trus cari ayat ato surat ato hadist yg membahas reinkarnasi di ISLAM. kl ada tanyain ke kiyai, tu bener pa ga. setau ku gada ISLAM kenal reinkar nasi. 25-09-2012 1125 Kaskus Addict Posts 1,404 rata2 liat judulnya aja tapi gak baca sampai lengkap nih post tolong ya agan2 yang bijak 25-09-2012 1357 Kaskus Addict Posts 1,767 di islam g ada yang begituan mpok 25-09-2012 1419 Kaskus Addict Posts 1,570 Judulnya sengaja dibuat heboh, supaya bukunya laku. Ok deh, gan... 25-09-2012 1422 Kaskus Addict Posts 1,709 menarik gan, buat disimak, direnungkan, diambil intisarinya, dan bukan untuk dihujat... 25-09-2012 1424 Kaskus Addict Posts 2,788 panjang bagt gan threadnya ninggalin jejak dulu ja gan ntar dibaca gi 25-09-2012 1427
Sehingga dapat dipahami konteks ayat Al-Qur’an diturunkan dan hadis disampaikan oleh Rasulullah Saw.Kewajiban mempelajari Al-Qur’an dan Hadis berarti kewajiban mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an dan Hadis. Dengan demikian, pesan tersurat dan tersirat dalam Al-Qur’an dan Hadis dapat dipahami dengan baik dan benar.
loading...Terdapat perbedaan yang menonjol antara hadis dan Al-Quran dari segi redaksi dan cara penyampaian atau penerimaannya. Foto/Ilustrasi Dok SINDOnews Al-hadits didefinisikan oleh pada umumnya ulama -seperti definisi Al-Sunnah- sebagai "Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Muhammad SAW , baik ucapan, perbuatan dan taqrir ketetapan, maupun sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi nabi maupun sesudahnya." Muhammad Quraish Shihab dalan bukunya berjudul " Membumikan Al-Quran , Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat" menjelaskan bahwa ulama ushul fiqh, membatasi pengertian hadis hanya pada "ucapan-ucapan Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum"; sedangkan bila mencakup pula perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka namai Al-Sunnah. Baca Juga Pengertian hadis seperti yang dikemukakan oleh ulama ushul tersebut, dapat dikatakan sebagai bagian dari wahyu Allah SWT yang tidak berbeda dari segi kewajiban menaatinya dengan ketetapan-ketetapan hukum yang bersumber dari wahyu itu, ulama tafsir mengamati bahwa perintah taat kepada Allah dan Rasul-Nya yang ditemukan dalam Al-Quran dikemukakan dengan dua redaksi berbeda. Pertama adalah Athi'u Allah wa al-rasul, dan kedua adalah Athi'u Allah wa athi'u al-rasul. Perintah pertama mencakup kewajiban taat kepada beliau dalam hal-hal yang sejalan dengan perintah Allah SWT; karena itu, redaksi tersebut mencukupkan sekali saja penggunaan kata athi'u. Perintah kedua mencakup kewajiban taat kepada beliau walaupun dalam hal-hal yang tidak disebut secara eksplisit oleh Allah SWT dalam Al-Quran, bahkan kewajiban taat kepada Nabi tersebut mungkin harus dilakukan terlebih dahulu -dalam kondisi tertentu- walaupun ketika sedang melaksanakan perintah Allah SWT, sebagaimana diisyaratkan oleh kasus Ubay ibn Ka'ab yang ketika sedang sholat dipanggil oleh Rasul SAW. Itu sebabnya dalam redaksi kedua di atas, kata athi'u diulang dua kali, dan atas dasar ini pula perintah taat kepada Ulu Al-'Amr tidak dibarengi dengan kata athi'u karena ketaatan terhadap mereka tidak berdiri sendiri, tetapi bersyarat dengan sejalannya perintah mereka dengan ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya. Perhatikan Firman Allah dalam QS 459. Menerima ketetapan Rasul SAW dengan penuh kesadaran dan kerelaan tanpa sedikit pun rasa enggan dan pembangkangan, baik pada saat ditetapkannya hukum maupun setelah itu, merupakan syarat keabsahan iman seseorang, demikian Allah bersumpah dalam Al-Quran Surah Al-Nisa' ayat di sisi lain, kata Quraish Shihab, harus diakui bahwa terdapat perbedaan yang menonjol antara hadis dan Al-Quran dari segi redaksi dan cara penyampaian atau penerimaannya. Baca Juga Quraish Shihab menjelaskan dari segi redaksi, diyakini bahwa wahyu Al-Quran disusun langsung oleh Allah SWT. Malaikat Jibril hanya sekadar menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan beliau pun langsung menyampaikannya kepada umat, dan demikian seterusnya generasi demi generasi. Redaksi wahyu-wahyu Al-Quran itu, dapat dipastikan tidak mengalami perubahan, karena sejak diterimanya oleh Nabi, ia ditulis dan dihafal oleh sekian banyak sahabat dan kemudian disampaikan secara tawatur oleh sejumlah orang yang -menurut adat- mustahil akan sepakat dasar ini, wahyu-wahyu Al-Quran menjadi qath'iy al-wurud. Ini, berbeda dengan hadis, yang pada umumnya disampaikan oleh orang per orang dan itu pun seringkali dengan redaksi yang sedikit berbeda dengan redaksi yang diucapkan oleh Nabi SAW. Di samping itu, diakui pula oleh ulama hadis bahwa walaupun pada masa sahabat sudah ada yang menulis teks-teks hadis, namun pada umumnya penyampaian atau penerimaan kebanyakan hadis-hadis yang ada sekarang hanya berdasarkan hafalan para sahabat dan tabi'in. Ini menjadikan kedudukan hadis dari segi otensititasnya adalah zhanniy demikian, itu tidak berarti terdapat keraguan terhadap keabsahan hadis karena sekian banyak faktor - baik pada diri Nabi maupun sahabat beliau, di samping kondisi sosial masyarakat ketika itu, yang topang-menopang sehingga mengantarkan generasi berikut untuk merasa tenang dan yakin akan terpeliharanya hadis-hadis Nabi SAW. Baca Juga Fungsi Hadis terhadap Al-QuranAl-Quran menekankan bahwa Rasul SAW berfungsi menjelaskan maksud firman-firman Allah QS 1644. Penjelasan atau bayan tersebut dalam pandangan sekian banyak ulama beraneka ragam bentuk dan sifat serta fungsinya.'Abdul Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar, dalam bukunya Al-Sunnah fi Makanatiha wa fi Tarikhiha menulis bahwa Sunnah mempunyai fungsi yang berhubungan dengan Al-Quran dan fungsi sehubungan dengan pembinaan hukum syara'.
Misalnya, menganggap berzina, minum khomar, dan membunuh sebagai perbuatan yang diperbolehkan dan bukan atas dasar ta’wil (pemahaman mendalam terhadap dalil al-Qur’an dan hadits). Adapun perbuatan kelompok Khawarij yang mencaci-maki, mengkafirkan, dan menganggap halal darah sebagian sahabat Nabi, tidak membuat mereka dianggap kafir oleh ulama.
Abbas, Nurlaelah. “Muhammad Bin Abdul Wahab Gerakan Revivalisme Dan Pengaruhnya.” Jurnal Dakwah Tabligh 16, no. 2 December 2015 133– Arifuddin. Metode Tematik Dalam Pengkajian Hadis. Makassar UIN Alauddin Makassar Press, Moh Yasir. Mediatisasi Agama Post-Truth Dan Ketahanan Nasional. Yogyakarta LKiS, M. Yusran. Dirasah Islamiyah I Pengantar Studi Al-Qur’an, Hadits, Fiqih, Dan Pranata Sosial. Jakarta PT Raja Grafindo Persada, Ahmad. “Pengaruh Mazhab Mufassir Terhadap Perbedaan Penafsiran.” Journal of Islamic Studies and Humanities 2, no. 1 2017 55– Mohammad Roihan. “Studi Pendekatan Al-Qur’an.” Jurnal Thariqah Ilmiah 1, no. 1 January 2014 31– Nadirsyah. Dari Hukum Makanan Tanpa Label Halal Hingga Memilih Mazhab Yang Cocok. Jakarta Penerbit Mizania, 2015.———. “Kosong Dan Berisi Dalam Memahami Al-Qur’an,” June 9, 2019. Accessed January 2, 2020. Saring Sebelum Sharing. Yogyakarta PT Bentang Pustaka, 2019.———. Tafsir Al-Qur’an Di Medsos Mengkaji Makna Dan Rahasia Ayat Suci Pada Era Media Sosial. Yogyakarta PT Bentang Pustaka, Hamim, and Suryadi. Bunga Rampai Wacana Studi Hadis Kontemporer. Yogyakarta Tiara Wacana, Suruk. Teologi Amal Saleh Membongkar Nalar Kalam Muhammadiyah Kontemporer. Surabaya Lembaga Pengkajian Agama dan masyarakat LPAM, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta Raja Grafindo Persada, Donny Indra. “Ceramah Nabi Muhammad Sesat’, Evie Effendi Dipolisikan IPNU,” August 13, 2018. Accessed January 2, 2020. Harun. Sejarah Al-Qur’an. Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Anwar. “Ikhtilaf Di Kalangan Ulama Al-Mujtahidin.” Al-Risalah 15, no. 2 November 2015 181– Abdullah. Al-Qur’an Abad 21 Tafsir Kontekstual. Bandung PT Mizan Pustakan, Ibnu. “Resepsi Al-Qur’an Dalam Berbagai Bentuk Terbitan.” Humaniora 16, no. 1 February 2004 78– Mohammad Hanief. “Konsep Fikih Ikhtilaf Yusuf Al-Qaradhawi.” Jurnal TSAQAFAH 13, no. 2 November 2017 254– M. “Pendekatan Tekstual Dan Kontekstual Dalam Penafsiran Al-Qur’an.” Al-Bayan Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1, no. 2 December 2016 115– Qurais. Membumikan Al-Qur’an Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung Mizan, Saifuddin, Moh. Hidayat Noor, and Miski. “Komunitas Online Serta Seruan Kembali Pada Al-Qur’an Dan Hadis Identitas, Ideologi, Dan Imaji Fundamentalisme.” 144–160. Grand Mirama Surabaya UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018.
Dari Utsman bin Affan RA, Rasulullah bersabda: “Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah) 2. Diberi Keutamaan yang Sangat Banyak. عَن اَبٍي سَعيدٍ رَضَي اللٌهُ عَنهٌ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللٌه
Kata “reinkarnasi” asalnya dari kata re+in+carnis. Kata Latin carnis berarti daging. Incarnis artinya mempunyai bentuk manusia. Sedangkan reinkarnasi adalah masuknya jiwa ke dalam tubuh yang baru. Jadi, jiwanya adalah jiwa yang sudah ada, tapi jasadnya baru. Maka, reinkarnasi juga dapat disebut kelahiran kembali. Kondisi ini disebut pula sebagai migrasi jiwa. Artinya, jasad lama ditinggalkan alias mati, dan pada suatu kesempatan jiwa tersebut masuk ke dalam jasad baru, alias menjadi bayi kembali. Dalam bahasa Inggris reinkarnasi disebut sebagai reborn atau reembodiment. Bagi agama-agama di Timur, agama-agama yang tumbuh di India, Tibet, Cina, Jepang, dan di Kepulauan Nusantara; reinkarnasi bukan lagi sebagai hal yang aneh. Reinkarnasi bukan dipahami sebagai kepercayaan atau keimanan, tapi sebagai hukum alam. Bagaimana dengan reinkarnasi di Dunia Barat? Sumber dasar filsafat Barat adalah budaya Yunani dan Romawi. Pada kedua budaya tersebut, reinkarnasi diterima sebagai kepercayaan. Di antara filsuf Yunani kuno, Plato yang hidup pada abad ke 5-4 seb. M, percaya bahwa jiwa tidak pernah mati, dan mengalami reinkarnasi berkali-kali. Lalu, kapan reinkarnasi itu berakhir? Ya, segala sesuatu pasti berakhir. Menurut agama Hindu, reinkarnasi berakhir bila sang manusia mengalami moksa. Menurut agama Buddha kelahiran kembali tak akan terjadi lagi bila roda samsara telah berhenti. Sang Jiwa selanjutnya ke alam nirwana. Tujuan Hidup dan Mati Menurut Ayat-ayat Alquran Sebagai seorang muslim tentu saya akan menguraikan reinkarnasi ini berdasarkan dalil-dalil Alquran dan Hadis. Dan, dalil-dalil ini tergolong ayat-ayat mutasyabihat. Ayat-ayat yang perlu dipahami maknanya dengan seksama. Oleh kalangan awam ayat-ayat ini biasanya dilepas begitu saja, dan tidak ada usaha memahaminya. Padahal, Alquran telah memerintahkan pembacanya untuk menggunakan akal atau pikiran untuk dapat mengerti makna yang tersembunyi dibalik makna literalnya. Marilah kita simak ayat QS al-Mulk [67] 2. Alladzà khalaqa al-mawta wa al-hayâta li yabluwakum ayyukum ahsanu amalâ wa huwa al-azÃz al-ghafûr. Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan. Dengan cara itu Dia mendidik dan melatihmu, dan untuk memberikan nilai bagi siapa yang lebih baik amalannya. Dan, Dia itu Maha Perkasa dan Maha Melindungi. Pertama, mati dan hidup itu diciptakan. Hal semacam ini sering luput dari pemahaman. Dikiranya, yang diciptakan Tuhan itu hanya hidup. Mati ada di dalam wilayah ciptaan Tuhan. Demikian pula hidup. Tentu saja yang dimaksud di sini bukanlah “hidup sejati”. Tapi, hidup di dalam jasad. Jadi, hidup di dalam jasad, dan mati jasad itu ciptaan. Jasad atau raga hanyalah pakaian bagi “jiwa”, soul. Jika raga tidak bisa dipakai alias tidak berfungsi, maka jiwa akan meninggalkannya. Tetapi, jika jiwa hanya sekadar meninggalkan jasad, belum tentu jasad mengalami kematian. Dalam peristiwa OOBE Out Of the Body Experience, jiwa dapat keluar tubuh dan kembali lagi. Tidur nyenyak pun dapat membuat jiwa ke luar dari tubuh untuk beranjang sana-sini. Hal semacam ini dijelaskan dalam QS al-Zumar [39] 42, sebagai berikut. Allah yang memegang jiwa manusia ketika matinya dan di waktu tidur bagi yang belum mati. Dan, ditahan-Nya jiwa yang telah ditetapkan kematiannya, sedangkan yang belum mati dilepaskan hingga masa ajal tiba. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat ayat-ayat bagi orang yang berpikir. Selama garis kematian belum tiba, jiwa dapat bepergian kesana-kemari. Menurut mistik Timur, jiwa dan raga ini ada tali pengikat yang disebut benang perak atau silver cord. Selama benang ini tidak putus, maka orang yang mengalami OOBE tidak akan tertimpa kematian. Bila dilihat dari sudut energi, orang yang mengalami mati itu telah kehilangan energi prana, elan vital, atau premananya Jawa. Baik benang perak atau premana tidak perlu dipertentangkan. Keduanya merupakan elemen kehidupan. Jika salah satunya rusak, orangnya akan mati. Artinya, bilamana elemen-elemen yang membangun hidup itu rusak alias tidak berfungsi, jiwa tak akan dapat beroperasi lagi. Jiwa akan meninggalkan tubuh yang demikian itu. Kedua, penciptaan mati dan hidup itu dimaksudkan untuk mendidik dan melatih manusia agar manusia dapat beramal kebajikan. Jadi, jelas sekali bahwa proses mati-hidup-mati-hidup di dunia ini dimaksudkan untuk melatih manusia. Dunia ini sekolahan. Dunia adalah ladang bagi kehidupan berikutnya Hadis. Siapa yang menanam, ia pula yang mengetam. Dan, dalam QS 5156 disebutkan bahwa tujuan penciptaan manusia itu adalah ma’rifat Allah, mengenal Allah. Untuk apa? Agar manusia dapat kembali ke asalnya, yaitu kembali kepada Allah. Seringkali balasan amal itu dipahami sebagai balasan atau imbalan yang akan diberikan kepada manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya di alam akhirat setelah hancur-leburnya bumi. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan pernyataan-pernyataan tentang cepatnya perhitungan Tuhan terhadap para hamban-Nya. Lebih dari 10 ayat yang menyatakan bahwa hisab Tuhan atau perhitungan amal baik dan buruk manusia itu amat cepat. Kalau hukuman itu ditangguhkan hingga hari kiamat atau setelah hancurnya alam semesta, maka ada orang yang sudah jutaan tahun dalam masa menunggu, dan bagi yang hidup menjelang hancurnya alam semesta malah akan menerimanya lebih cepat. Tentu, hal ini akan bertentangan dengan kasih sayang Tuhan, sekaligus bertentangan dengan keadilan-Nya. Balasan dan imbalan dari Tuhan terhadap amalan manusia itu amat cepat alias segera. Dan, perhitungan itu tidak sperti nilai rapor. Apabila nilai rapor sudah diperhitungkan nilai plus-minusnya, sehingga seseorang tinggal terima jadi, apakah ia naik kelas atau tinggal kelas; tidak demikian dengan perhitungan Tuhan. Dalam QS al-Zalzalah [99]7-8 disebutkan sebagai berikut Faman ya’mal mitsqâla dzarrah khayran yarâh. Wa man ya’mal mitsqâla dzarrah syarran yarâh. Barangsiapa yang beramal kebajikan sebesar zarah, maka buah amalnya itu akan dilihatnya. Dan, barangsiapa berbuat keburukan sebesar zarah, maka balasan amal buruknya itu pun akan dilihatnya. Jadi, tidak ada perhitungan dengan sistem yang dapat mencapai angka 6 atau lebih akan naik kelas atau akan tinggal di surga, dan yang tidak dapat angka indeks prestasi itu akan tinggal di neraka. Tidak. Tidak demikian! Bahkan bagi yang beramal keburukan sekecil debu pun akan merasakan balasannya. Sebaliknya, yang beramal kebaikan sekecil zarah pun akan merasakannya pula. Balasan Tuhan itu amat cepat. Dalam bahasa Arab disebut sarÃ’ al-hisâb. Balasan yang cepat artinya suatu balasan yang dapat diamati di dunia ini. Dan, sistem perhitungannya pun sebagaimana dikemukakan pada ayat-ayat di Surah al-Zalzalah tersebut. Itu artinya balasan atau imbalan itu berlangsung di dunia ini. Caranya melalui kelahiran kembali. Hal ini disebut dalam QS 694, bahwa manusia datang sendiri-sendiri sebagaimana kejadian pada mulanya. Dan, mengenai penciptaan pada kali yang lain ini akan jelas sekali diterangkan dalam QS 29 19-21 sebagai berikut. Dan, apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan pada awalnya dan mengulanginya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. Katakanlah “Berjalanlah di bumi, maka gunakan nalarmu untuk mema-hami bagaimana Allah menciptakan pada mulanya, kemudian menciptakannya pada kali yang lain. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah mengazab orang yang menghendaki azab dan memberikan rahmat kepada yang menghendakinya. Dan, hanya kepada-Nya kamu dikembali-kan. Perhatikan dengan seksama ayat tersebut. Pada ayat yang pertama, isi perintah-Nya adalah memperhatikan cara Allah menciptakan manusia. Ya, yang perlu diperhatikan adalah cara Allah menciptakan manusia pada mulanya. Bagaimana? Ternyata, caranya melalui pertemuan sel telur pada wanita dan sel sperma dari pria. Kemudian, keduanya bersatu, membelah diri, dan akhirnya tumbuh menjadi janin di dalam perut ibu. Lalu, lahir ke bumi sesuai dengan garis nasibnya. Ada yang dilahirkan di tengah orang berada, dan ada yang dilahirkan melalui keluarga papa. Setelah paham tentang penciptaan pada pertamanya, maka kita diminta memperhatikan caranya Allah mengulangi penciptaan itu. Kita diperintah untuk memperhatikan pada penciptaan ulangan, agar kita ngeh, kita paham benar-benar bagaimana proses penciptaan manusia. Ayat yang kedua, memerintah kita untuk menjelajah bumi ini. Kita diperintah untuk melakukan study tour, atau widya wisata. Untuk apa? Untuk mengerti tentang bagaimana Allah menciptakan pada mulanya, dan menciptakan pada kali lainnya. Coba renungkan dalam-dalam! Seandainya penciptaan pada kali lain itu terjadi setelah dunia ini hancur lebur, ya akan menjadi perintah yang salah. Mengapa? Karena penyelidikan penciptaan itu cukup di bumi ini, baik penciptaan pada mulanya maupun pada kali yang lain. Itu artinya kebangkitan itu di bumi ini. Yaitu, berupa kelahiran kembali. Ya, lahir kembali adalah penciptaan pada kali yang lain. Kalau bumi sudah hancur, maka kita tidak akan dapat melakukan studi tentang kebangkitan. Kita tidak dapat memperoleh pemahaman tentang itu. Nah, pada penciptaan kali yang lain itulah seorang manusia yang dilahirkan menerima azab atau mendapat rahmat. Azab atau rahmat yang diterimanya itu berdasarkan kehendak orang yang dilahirkan kembali. Jadi, bukan karena kehendak Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan sama sekali tidak merugikan hamba-Nya. Dalam QS 3117 disebutkan bahwa Allah tidak menganiaya mereka, tetapi mereka yang menganiaya diri mereka sendiri. Sedangkan dalam QS 1044 disebutkan bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, akan tetapi manusia sendiri yang berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.” Jelas sudah, bahwa bukan Allah yang menghendaki azab bagi manusia. Allah hanyalah menjalankan roda hukum alam yang telah ditetapkan-Nya. Sedangkan manusia itu sendiri adalah bagian dari hukum alam yang telah ditetapkan Tuhan. Karena hukum alam berjalan di bawah kehendak Tuhan, maka seakan-akan pahala dan balasan itu atas Kehendak-Nya. Sayang sekali, dalam berbagai terjemahan, kata man yasyâ’ diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Allah menghendaki. Tentu saja terjemahan demikian melanggar pernyataan Allah bahwa Dia tidak merugikan manusia sedikit pun. Apabila kita memahami bahwa Allah tidak merugikan manusia sedikit pun, lalu siapa yang membuat ada yang bernasib baik, dan ada yang bernasib buruk? Lalu, mengapa ada orang yang mulus hidupnya dan ada yang tidak luput dari bencana? Apa ada garis tangan seseorang? Jawabnya, semua itu akibat ulah dan perbuatan orang yang tertimpa bencana itu sendiri. Kalau seseorang bernasib baik maka itu akibat amal kebajikan orang itu sendiri. Amalan kapan? Yaitu, amal baik dan buruk yang pernah dikerjakan pada kehidupan yang lampau. Jadi, takdir baik dan buruk itu digoreskan oleh seseorang pada masa lampaunya. Jika takdir baik dan buruk itu ditetapkan oleh Tuhan di zaman azali, maka itu artinya Tuhan telah berbuat zalim bagi sebagian hamba-Nya. Jika sudah demikian, berarti Tuhan telah pilih kasih terhadap hamba-Nya. Padahal, Tuhan tidak merugikan sedikit pun kepada manusia. Maka, jelas Tuhan tidak menetapkan takdir sebagaimana yang dipahami oleh sebagian besar umat Islam hingga sekarang ini. Maka, kita sekarang ini bukanlah kita yang baru dicipta. Tapi, kita sekarang ini adalah manusia yang telah lahir beberapa kali, bahkan ratusan atau bahkan ribuan kali. Mengenai petaka atau bencana yang menimpa manusia di bumi ini, dapat dirujuk pada ayat-ayat berikut. Perhatikan dengan seksama dua ayat di bawah ini. Dan, musibah apa pun yang menimpamu, maka itu disebabkan oleh tindakanmu sendiri, dan Allah mengampuni sebagian besar kesalahanmu. Dan, kalian tidak dapat melepaskan diri dari bumi ini. Bagimu, tiada pelindung dan penolong selain Allah. QS 42 30-31 Apa saja jenis musibah atau bencana yang menimpa seseorang, ternyata itu akibat perbuatan tangannya sendiri. Bukan oleh orang lain. Bukan oleh Tuhan. Bukan oleh setan dan jin. Ternyata semua itu disebabkan oleh ulah yang tertimpa musibah itu. Termasuk kalau ada bayi yang dilahirkan cacat. Itu disebabkan oleh perbuatan jiwa si bayi tersebut. Banyak orang yang tidak memahami tentang kelahiran kembali. Atau, reinkarnasi. Sehingga, kalau ada bayi cacat maka itu dianggap oleh kondisi kesehatan orangtuanya. Misalnya, ada kerusakan genetis. Penyakit dalam kandungan. Oleh sebab-sebab lain. Atau, karena dalam peperangan si bayi terkena peluru nyasar sehingga meski terselamatkan ia kehilangan anggota badannya. Umumnya orang tidak mengerti bahwa itu disebabkan oleh hutang-piutang karma atau perbuatan. Memang, ada proses karma. Pertama si orangtua mempunyai karma negatif, atau karma buruk. Sehingga ketika dia mengandung, janin yang dikandungnya itu cacat. Jadi, yang cacat itu raga si bayi. Sedangkan raga itu sendiri ya tidak ada maknanya. Nah, ketika raga bayi itu cacat, maka jiwa yang dimasukkan ke dalam raga yang cacat itu adalah jiwa yang hutang karma. Jiwa yang pada kehidupan masa lalunya banyak berbuat keburukan. Dus, bayi yang dilahirkan cacat itu merupakan kaitan karma orangtua dan bayi tersebut. Sama-sama punya karma buruk pada kehidupan masa lalunya. Meskipun hal ini tidak berarti ada kaitan karma buruk antara orangtua dan si bayi pada kehidupan lalunya. Kembali kepada ayat di atas. Disebutkan bahwa Tuhan mengampuni sebagian besar kesalahan manusia. Apa kaitannya dengan reinkarnasi? Jika Tuhan tidak mengampuni sebagian besar kesalahan manusia, maka manusia tidak akan mengalami kemajuan dalam hidupnya. Bayangkan, jika hutang seratus unit harus dibayar 100 unit; apa yang terjadi? Tak ada perubahan di dalam kehidupan manusia. Tuhan itu Maha Pemaaf. Sehingga, Tuhan tak akan mewujudkan balasan lebih daripada keburukan yang pernah dibuat hamba-Nya. Tuhan bukanlah tukang balas. Namun, kita pun harus paham bahwa mekanisme sebab-akibat itu merupakan ketetapan-Nya. Dalam bahasa agama, cara kerja alam raya dalam kaitannya dengan sebab dan akibat disebut pemberian pahala untuk kebaikan dan pembalasan atau azab bagi kejahatan. Karena rahman dan rahim-Nya, kebaikan akan mendatangkan kebaikan berlipat ganda, tapi keburukan hanya mengakibat-kan keburukan yang setara atau kurang. Dalam bahasa psikologis alam raya itu bersifat memaafkan. Hal semacam inilah yang disebut dalam Alquran sebagai kebajikan Tuhan. Dia memaafkan sebagian besar kesalahan yang pernah dilakukan manusia. Pada QS 42 31, terdapat peringatan dari Tuhan. Apa isinya? Secara normal, manusia tidak akan dapat meninggalkan bumi ini. Salah satu unsur pembentuk fisik manusia adalah bumi. Maka, secara alami manusia tertarik oleh keindahan bumi. Dan, gaya tarik bumi terhadap unsur-unsur fisik manusia, yaitu bumi, air, api dan udara, sangat kuat. Sehingga manusia cenderung untuk kembali hidup di bumi. Hal semacam ini dikabarkan dalam QS 725, bahwa manusia dihidupkan oleh Tuhan di bumi, dimatikan di bumi dan dibangkitkan di bumi juga. Dus, jikalau manusia hanya mengikuti hukum alam, tidak ada aksi dari manusianya sendiri untuk melepaskan diri dari bumi, maka selamanya ia akan tinggal di bumi. Sehingga, kenikmatan surga pun sebatas kenikmatan yang tersedia di bumi ini. Maka, pada penutup ayat 31 disebutkan bahwa bagi manusia tak ada pelindung dan penolongnya selain Allah. Dengan kata lain, pelindung dan penolong manusia itu hanyalah Allah! Kata “Allah” dalam Alquran adalah sebutan bagi Tuhan semesta alam. Maka, bagi yang bukan orang Islam tidak perlu rancu terhadap sebeutan Tuhan. Bahkan di Alquran sendiri Tuhan dapat disebut berdasarkan Nama-nama baik-Nya QS 17 110. Bagi khazanah “New Age”, Tuhan disebut sebagai “Sang Maha Diri”, the Absolute Reality atau Absolute Self. Sedang-kan diri manusia ya “sang diri” atau diri sejati saja. Maka, tujuan hidup manusia adalah kembalinya “sang diri” kepada “Sang Maha Diri”. Perjalanan sang diri kepada Tuhannya dalam hitungan waktu fisik amatlah panjang. Manusia yang sudah terkungkung oleh ruang-waktu, harus menempuhnya dalam hitungan jutaan tahun bumi. Jika satu generasi perlu hadir selama 50-100 tahun, maka perlu puluhan hingga ribuan kali manusia dapat menyempurnakan dirinya. Dengan kata lain, untuk dapat kembali ke alam kelanggengan atau paling tidak keluar dari bumi manusia perlu dilahir-kan berkali-kali. Manusia perlu mengikuti kala-cakra, atau putaran roda kehidupan di bumi. Untuk kembali kepada-Nya, ya hanya dengan cara berlindung kepda-Nya semata. Jika kita masih berlindung kepada yang lain, kepada selain-Nya yang notabene hamba-Nya, maka kita pasti menderita di bumi ini. Makanya, semua agama yang ada memerintahkan manusia untuk berlindung dan mohon pertolongan kepada-Nya semata. Inilah yang disebut tauhid dalam agama Islam. Meng-Esa-kan Tuhan.
. 1oumlui1xf.pages.dev/5051oumlui1xf.pages.dev/6941oumlui1xf.pages.dev/8441oumlui1xf.pages.dev/6931oumlui1xf.pages.dev/9251oumlui1xf.pages.dev/6621oumlui1xf.pages.dev/6821oumlui1xf.pages.dev/3041oumlui1xf.pages.dev/5001oumlui1xf.pages.dev/1101oumlui1xf.pages.dev/1601oumlui1xf.pages.dev/6691oumlui1xf.pages.dev/2081oumlui1xf.pages.dev/1111oumlui1xf.pages.dev/469
reinkarnasi dalam al qur an dan hadits